Paradigma pembelajaran dalam
dunia pendidikan dewasa ini telah berubah, dari guru sebagai satu-satunya
sumber belajar menjadi, guru sebagai salah satu sumber belajar. Perubahan
paradigma tersebut dapat dimaknai bahwa telah terjadi perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang demikian pesatnya. Eksistensi teknologi dalam
pendidikan memberikan sumbangan yang luar biasa. Mulai dari tersedianya
alternative model pembelajaran, meningkatnya pilihan sumber belajar, strategi,
metode, teknik dan taktik belajar pun berkembang dengan cepat dan lebih baik.
Sehingga dalam proses pembelajaran tidak lagi dikenal istilah “belajar itu
membosankan”, tetapi “belajar itu menyenangkan”.
Produk teknologi informasi (TI)
dalam bidang pendidikan telah banyak dihasilkan oleh para teknokrat pendidikan
dan telah banyak diterapkan di berbagai lembaga pendidikan, baik internasional,
nasional maupun local. Dengan semakin banyaknya lembaga pendidikan yang
memanfaatkan produk TI tersebut, maka semakin tinggi pula persaingan, baik antar
lembaga pendidikan maupun antar tenaga pendidik. Dimana lembaga pendidikan yang
tenaga pendidiknya sudah melek teknologi pembelajaran, akan cenderung untuk dipilih
sebagai tempat belajar oleh calon pembelajar. Dengan kata lain, Pendidik
sebagai ujung tombak dalam interaksi selama proses pembelajaran dituntut untuk
memiliki kemampuan dalam memafaatkan teknologi khususnya untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran yang menjadi tanggung jawab pendidik.
Penggunaan Multimedia Interaktif dalam
pembelajaran sangat bardampak positif dalam peningkatan pengetahuan dan
keterampilan peserta didik. Materi pelajaran yang dahulu dicetak dalam kertas (hardfile), kini dapat dikemas dalam softfile bentuk CD, DVD, flashdisk, dll. Dalam hal ini
pembelajaran dekenal dengan istilah Computer
Base Instruction (CBI). Dimana dalam materi pembelajaran multimedia
interaktif dapat disajikan pula Text,
image, sound, movie, dll, yang dapat dikemas menjadi materi pelajaran yang
bersifat tutorial, drill atau bahkan
berbentuk games. Menurut Dr. Deni
Darmawan, M.Si. dalam bukunya yang berjudul “Teknologi Pembelajaran” tahun
2012, mengatakan bahwa “Program pembelajaran interaktif berbasis computer memiliki
nilai lebih, dibanding bahan pembelajaran cetak biasa. Pembelajaran interaktif
mampu mengaktifkan siswa untuk belajar dengan motivasi yang tinggi karena
ketertarikannya pada sistem multimedia”.
Dalam pembelajaran, terdapat tiga
fungsi media, termasuk di dalamya internet, dimana multimedia memiliki fungsi
sebagai bahan tambahan dalam pembelajaran (suplemen), sebagai pelengkap materi
pembelajaran (komplemen) dan sebagai pengganti materi pembelajaran (subtitusi).
Multimedia sebagai suplemen dapat diartikan sebagai pilihan alternative bagi
peserta didik dalam memilih jenis penyajian bahan pelajaran seperti apa yang
sesuai untuk memenuhi kebutuhannya dalam belajar. Dalam pengertian multimedia
sebagai suplemen, tidak ada kewajiban bagi peserta didik untuk mengakses materi
pembelajaran secara elektronik. Meskipun demikian, pendidik disarankan untuk
terus mendorong pembelajar untuk mencoba memanfaatkan materi elektronik
tersebut, dengan catatan pendidik harus senantiasa memutakhirkan materi
pembelajaran secara kontinu.
Pengertian multimedia sebagai
komplemen, materi pembelajaran elektronik diprogramkan untuk melengkapi materi
pembelajaran yang diterima peserta didik dalam kelas. Dengan demikian, materi
pembelajaran elektronik merupakan materi pembelajaran penguat yang bersifat
sebagai pengaya atau pengingat pelajaran yang telah disampaikan waktu lalu.
Pengertian multimedia sebagai
subtistusi, materi pembelajaran elektronik yang disampaikan dalam pembelajaran
merupakan materi pelajaran pengganti. Dalam hal ini, peserta didik memiliki
kesempatan untuk memilih cara belajar yang sesuai dengan aktifitasnya.
Penyampaian materi pelajaran dengan model ini dapat dilakukan secara virtual.
Peserta didik dapat mengikuti pembelaaran secara tatap muka langsung di kelas
atau dapat memilih kelas virtual yang disiapkan untuk peserta didik yang tidak
dapat hadir di kelas. Baik peserta didik yang mengikuti pembelajaran secara
langsung dikelas maupun yang mengikuti program virtual class, akan mendapatkan hak dan kewajiban yang sama dalam
pembelajaran. Kehadiran, tugas, materi dan lainnya, tidak dibeda-bedakan.
Telah banyak beredar program
pembelajaran yang memiliki basis multimedia interaktif yang dapat diperoleh
baik secara membayar maupun gratis untuk lisensinya. Secara sederhana, penyampaian
materi pelajaran berbasis multimedia interaktif dapat digunakan software
presentasi, seperti Microsoft Office
PowerPoint, LibreOffice, OpenOffice dan software presentasi lainnya. MOODLE,
sebagai salah satu aplikasi Multimedia Interkatif berlisensi GNU/GPL alias
gratis, yang memberikan fasilitas yang yang sangat lengkap untuk menunjang
pengelolaan pembelajaran virtual class, dan telah marak digunakan hamper di
seluruh dunia. Bagi yang belum mengenal MOODLE silakan kunjungi website
resminya di http://moodle.org
Referensi : Darmawan, Deni
(2012). “Teknologi Pembelajaran”.
Remaja Rosdakarya. Bandung.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !