Headlines News :
Real Viral Traffic at vTrafficRush.com!
Home » , » Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Gagal Konversi Pada Penderita TB Paru BTA Positif Baru Akhir Tahap Intensif di Balai Kesehatan Paru Masyarakat (BKPM) Kabupaten Garut Tahun 2009-2010

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Gagal Konversi Pada Penderita TB Paru BTA Positif Baru Akhir Tahap Intensif di Balai Kesehatan Paru Masyarakat (BKPM) Kabupaten Garut Tahun 2009-2010

Written By Unknown on Thursday, June 23, 2011 | 9:54 PM

Penyakit Tuberkulosis paru masih menjadi salah satu masalah utama kesehatan masyarakat, baik di Indonesia maupun di dunia. Penerapan Strategi DOTS di Kabupaten Garut, secara umum telah sesuai target program nasional penanggulangan TB, namun di Balai Kesehatan Paru Masyarakat (BKPM) Garut hasil cakupan angka konversi sampai dengan tahun 2009 sebesar 75,91% masih di bawah target nasional yaitu minimal 80%, ini disebabkan masih banyak penderita baru TB paru BTA positif mengalami gagal konversi (BTA tetap positif) pada akhir pengobatan tahap intensif.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara faktor pengetahuan, pendapatan, kepatuhan menelan obat, efek samping obat, peran pengawas menelan obat, keterjangkauan dan kondisi rumah tinggal dengan kejadian gagal konversi pada penderita baru TB paru BTA positif akhir pengobatan tahap intensif di BKPM  Garut.
Disain penelitian yang digunakan adalah kasus-kontrol dengan populasi penelitian penderita baru TB paru BTA positif yang di obati di BKPM Garut sebanyak 36 responden terdiri dari 18 kasus yaitu penderita baru TB paru BTA positif yang mengalami gagal konversi dan 18 kontrol yaitu penderita baru TB paru BTA positif yang berhasil konversi. Data yang diperoleh dianalisis secara univariat dan bivariat
Hasil penelitian diperoleh faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian gagal konversi antara lain : pengetahuan (p = 0,000 < ½ α = 0,025; OR = 20,8; 95% CI : 3,453 – 125,295), pendapatan (p=0,003 < α= 0,05; OR = 17,0; 95% CI : 1,849 – 156,267), kepatuhan menelan obat (p = 0,002 < ½α = 0,025; OR = 2,8; 95% CI : 1,703 – 4,602); efek samping obat (p=0,005 < alpha = 0,05; OR = 10,0; 95% CI : 1,756 – 56,933); peran PMO (p=0,000 < ½α = 0,025; OR = 17,5; 95% CI : 3,312 – 92,475). Faktor keterjangkauan dan kondisi rumah tinggal tidak berhubungan dengan kejadian gagal konversi pada penderita baru TB paru BTA positif akhir pengobatan tahap intensif.
Untuk memperkecil risiko terjadinya gagal konversi pada penderita baru TB paru BTA positif, maka BKPM Garut diharapkan meningkatkan frekuensi penyuluhan kepada penderita dan keluarga penderita yang tinggal serumah berupa peningkatan frekuensi kunjungan rumah secara berkala sebelum penderita melaksanakan pemeriksaan dahak, baik pada tahap pengobatan intensif maupun pada tahap pengobatan lanjutan, serta meningkatkan kualitas dan kuantitas kader PMO dengan melakukan pelatihan kepada para karyawan pabrik, karyawan perkebunan dan tenaga pendidik yang ada di Kabupaten Garut.

Kata Kunci : Tuberculosis, pengobatan tahap intesif, gagal konversi.

Bagi yang ingin mendapatkan file secara utuh silakan mendaftar menjadi anggota di Amal Aja dan hubungi Peneliti melalui alamat email.
Share this article :

1 komentar:

Unknown said...

Artikelnya sangat membangun.. bisa saya minta pdf jurnalnya pak?

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Amal Aja - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger