Manusia Sebagai ciptaan Tuhan yang sempurna, dalam memahami alam sekitarnya terjadi proses yang bertingkat dari pengetahuan (sebagai hasil dari tahu manusia), ilmu dan filsafat. Pengetahuan (knowledge) adalah hasil tahu dari manusia, yang sekedar menjawab pertanyaan "What" melainkan akan menjawab pertanyaan "Why" dan "How", misalnya mengapa air mendidih ketika dipanaskan, mengapa bumi berputar, mengapa manusia bernafas, dan sebagainya. Pengetahuan hanya dapat menjawab pertanyaan apa sesuatu itu. Tetapi ilmu dapat menjawab mengapa dan bagaimana sesuatu tersebut terjadi.
Apabila pengetahuan itu mempunyai sasaran tertentu, mempunyai metode atau pendekatan untuk mengkaji objek tersebut sehingga memperoleh hasil yang dapat disusun secara sistematis dan diakui secara universal, maka terbentuklah disiplin ilmu. Dengan perkataan lain, pengetahuan itu dapat berkembang menjadi ilmu apabila memenuhi kriteria sebagai berikut :
- Mempunyai objek kajian
- Mempunyai meode pendekatan
- Bersifat universal (mendapat pengakuan secara umum)
Dalam perkembangan filsafat menjadi ilmu terdapat taraf peralihan. Dalam taraf peralihan ini maka bidang pengkajian filsafat menjadi lebih sempit, tidak lagi menyeluruh, melainkan sektoral. Di sini orang tidak lagi mempermasalahkan moral secara keseluruhan. melainkan mengaitkannya dengan kegistan manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.yang kemudian berkembang menjadi ilmu ekonomi. Namun demikian, dengan taraf ini secara konseptual ilmu masih mendasarkan diri pada norma-norma filsafat. Misalnya ekonomi, masih merupakan penerapan etika (appliet ethics) dalam kegiatan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Metode yang dipakai adalah normatif dan dedukatif (berfikir dari hal-hal umum kepada yang bersifat khusus) berdasarkan asas-asas moral yang filsafat. Pada tahap selanjutnya ilmu menyatakan dirinya otonom dari konsep-konsep dan bertumpu sepenuhnya pada hakikat alam sebagaimana adanya. Pada tahap peralihan, ilmu masih mendasari diri pada norma yang seharusnya, sedangkan dalam tahap terakhir ilmu didasarkan atas penemuan-penemuan. Sehingga dalam menyusun teori-teori ilmu pengetahuan alam dan isinya ini, maka manusia tidak lagi mempergunakan metode yang bersifat normatif dan deduktif, melaikan kombinasi antara deduktif dan induktif (berfikir dalam hal yang khusus kepada hal-hal yang berisfat umum), dengan jembatan yang berupa pengujian hipotesis. Selanjutnya proses ini dikenal sebagai sebagai "Metoda deducto hipotetico-verivikatif", dan metode ini dipakai sebagai pengembangan metode ilmiah yang lebih dikenal dengan Metode Penelitian. Selanjutnya melalui atau menggunakan metode ilmiah ini akan menghasilkan ilmu.
August Comte (1798-1857) membagi tiga tingkat perkembangan ilmu pengetahuan tersebut di atas kedalam tahap religius, metafisik, dan positif. Hal ini dimaksudkan dalam tahap pertama maka asas religilah yang dijadikan postulat atau dalil ilmiah sehingga ilmu merupakan deduksi atau penjabaran dari ajaran religi (deducto). Dalam tahap kedua orang mulai berasumsi atau berspekulasi, atau membuat hipotesis-hipotesis tentang metafisika (keberadaan) wujud yang menjadi objek penelaahan yang terbahas dari dogma religi, dan mengembangkan sistem pengetahuan berdasarkan postulat metafisika tersebut (hipotico). Sedangkan tahap ketiga adalah tahap pengetahuan ilmiah, dimana asas-asas yang dipergunakan diuji secara positif dalam proses verivikasi yang objektif (Verivikatif).
Pembaca budiman, topik tentang pengetahuan, ilmu dan filsafat sampai disini dulu, topik selanjutnya adalah
Landasan Ilmu - Metode Penelitian
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !